Aplikasi Buku Elektronik? Apa tuh?
Kamis, 11 Agustus 2016 | 00.18 | 0 comments
Buku adalah jendela dunia. Sudah banyak dari kita yang telah mendengar kalimat tersebut; entah itu di sekolah, di perpustakaan, hingga di berbagai konten media sosial juga sering terselip kalimat itu. Membaca buku bisa membuka pikiran kita dan memperluas wahwasan ke berbagai sudut pandang. Walaupun yang dibaca hanya sekedar buku fiksi seperti Harry Potter, namun manfaat yang didapat pun juga hampir sama dengan membaca buku tragedi sejarah.
Bagi anak-anak yang membaca buku fiksi, manfaat yang dapat diperoleh adalah meningkatkan rasa simpati dan empati, menumbuhkan imajinasi dan kreativitas, dan membangun minat baca yang nantinya akan berguna ketika mereka sudah dewasa. Bagi orang dewasa, tentunya akan lebih mudah memecahkan masalah, mengemukakan pendapat, dan berinteraksi sosial dengan masyarakat. Teknologi sudah maju dan perpustakaan sudah tersedia di berbagai tempat. Jadi, tidak ada lagi alasan untuk tidak membaca buku selain malas.
Untuk saya sendiri, buku telah banyak membantu saya dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal-hal yang belum pernah saya alami. Saya bisa menggunakan penyelesaian masalah yang dipakai oleh karakter fiksi untuk masalah saya. Selain itu, seperti yang sudah disebutkan di paragraph sebelumnya, buku membuka wawasan saya. Walaupun Percy Jackson merupakan buku fiksi, setidaknya saya lebih mengenal tokoh dewa-dewi di Athena; mengenal organisasi dan perusahaan rahasia negara dan bagaimana orang di sana bekerja melalui buku-buku fiksi karangan Dan Brown; dan memahami perasaan seseorang yang jarang berekspresi melalui buku Norwegian Wood karangan Haruki Murakami.
Namun, waktu membaca saya semakin lama semakin turun. Kegiatan SMA yang padat membuat saya sulit meluangkan waktu untuk membaca buku non-matapelajaran. Belum lagi uang yang saya punya lebih banyak saya gunakan untuk membeli makan siang di sekolah dan buku yang tidak tersedia untuk dipinjamkan di perpustakaan. Kegiatan baca membaca pun hanya sekedar membuka web fanfiksi dan membaca cerita pendek dengan gratis sebagai hiburan semata.
Pernah ada satu pengalaman yang membuat saya harus kehilangan uang banyak. Saya meminjam buku di perpustakaan sekolah saya. Maksimal waktu peminjaman di sana adalah satu minggu. Sementara saya meminjamnya tepat lima hari sebelum liburan dimulai. Ketika saya mau mengembalikan buku tersebut pada saat pembagian rapot, perpustakaan sekolah saya tutup dan tidak ada yang menjaga.
Akhirnya saya menunggu hingga liburan habis. Barangkali jika saya memakai alasan bahwa perpustakaan tutup ketika saya mau mengembalikannya, saya tidak akan kena denda. Namun, ketika awal masuk sekolah, saya sama sekali lupa tentang buku pinjaman tersebut. Hingga 4 bulan kemudian. Saya baru ingat bahwa kartu perpustakaan saya masih tertahan di perpustakaan karena belum mengembalikan buku. Ketika saya mengembalikan buku itu, saya dikenakan denda sebesar Rp. 120.000,-.
Kejadian itu bikin saya trauma dan tidak mau meminjam buku lagi di perpustakaan. Saya beralih ke buku elektronik yang saya unduh secara illegal dari internet. Well, membaca buku dari ponsel sudah menjadi suatu kebiasaan bagi saya. Selain praktis, manfaat dari membaca buku elektronik adalah bisa langsung membacanya secara instan, tidak perlu lagi ke toko buku dan mengantri di kasir. Bahkan jika semalas-malasnya saya, tidak perlu lagi menunggu berminggu-minggu hingga buku fisikmu sampai. Dalam hitungan detik, buku elektronik pun siap diunduh dan dibaca. Saya juga bisa membawa ratusan buku hanya dalam berat satu ponsel pribadi saya. Buku elektronik dapat saya baca saat menunggu jemputan; cukup merogoh saku tanpa membuka dan mengobrak-abrik isi tas. Dalam gelap, buku elektronik pun tetap dapat dibaca.
Salah satu hal kerugian dari membaca buku elektronik adalah sebagian dari kita, termasuk saya, mengunduh buku elektronik secara illegal dari internet. Tentu saja perbuatan tersebut sangat menyalahi aturan di mana saja. Jika ketahuan, kamu bisa terkena sanksi hukum sesuai dengan hukum yang tertulis.
Teknologi semakin maju dan Jakarta pun terus berinovasi untuk memberikan fasilitas demi kenyamanan masyarakat Jakarta. Salah satu masalah yang dihadapi oleh Jakarta adalah besarnya permintaan pembuatan perpustakaan di tiap sekolah. Jika semua permintaan tersebut dituruti, maka besar juga anggaran yang dibutuhkan oleh pemerintah. Sementara masalah yang harus diatasi bukan hanya itu saja.
Oleh karena itu, pemerintah Jakarta membuat suatu aplikasi yang dinamakan iJakarta. Kalian bisa unduh aplikasi ini melalui Apple Store bagi pengguna iPhone, iPod, dan iPad; Google Play Store bagi pengguna android; dan bisa langsung melalui web iJakarta di ijakarta.id. Ukuran aplikasi tersebut tidak terlalu memakan banyak memori di perangkat. Kalian tidak akan dipungut biaya sama sekali.
Terdapat ribuan buku tersedia di sana. Mulai dari novel remaja, buku pelajaran, hingga novel terkenal seperti Critical Eleven dan Paper Towns. Jika kalian pernah menggunakan aplikasi WattPad, mungkin cara kerja iJakarta hampir sama dengan WattPad. Fitur tambahan lainnya adalah kita bisa berinteraksi antarsesama pembaca. Bayangkan rasanya berada dalam satu perpustakaan yang berisi puluhan ribu pembaca dari berbagai macam daerah. Lalu ada pengukur lamanya kamu membaca.
Mengunduh iJakarta artinya mendukung penuh kebijakan pemerintah. Selain itu, aplikasi tersebut juga bisa menambah minat baca masyarakat Jakarta.
Mendaftar iJakarta sama sekali tidak sulit. Kalian cukup punya alamat e-mail atau akun Facebook, maka dalam hitungan detik kalian bisa mendaftar pada layanan iJakarta. Dalam aplikasi tersebut terdapat timeline yang memungkinkan kamu untuk melihat dan mengetahui aktivitas pengguna lainnya.
iJakarta sendiri mempunyai sistem yang hampir sama dengan perpustakaan pada umumnya. Kalian meminjam lalu mengembalikan buku. Akan tetapi, jangan takut kalian lupa untuk mengembalikan buku dan terkena denda. iJakarta menerapkan sistem pengembalian otomatis. Jadi, tidak ada lagi denda.
Ayo berpartisipasi dalam meningkatkan minat baca di Jakarta dengan mengunduh dan menggunakan iJakarta! Sebarkan juga kepada teman-teman kalian yang mempunyai masalah dalam biaya, tempat buku, dan pengembalian buku dan dendanya.
Artikel/tulisan di atas ditulis untuk mengikuti Lomba Konten Blog dalam rangka HANJABA (Hari Anak Jakarta Membaca) 2016 yang diselenggarakan oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Pusat
[RIDDLE] WHO?
Sabtu, 09 Agustus 2014 | 07.38 | 3 comments
WHO?
Cast(s): imagine by yourself
Genre: guess what?
Duration: ficlet
Rating: PG-13
Original idea by me, don't copy anything without permission!
Summary:
Dan aku tersadar kalau aku tidak sendiri.